KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang Manusia sebagai Hamba Alloh dan sebagai Khalifah di Bumi
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah
ilmiah tentang Manusia sebagai Hamba Alloh dan Khalifah di Bumi ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.
Wb
Majenang, 5 November 2016
Penyusun
ii
DAFTAR
ISI
Judul
Halaman ........................................................................................ i
Kata Pengantar ....................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan .............................................................................................. 1
D. Manfaat ............................................................................................ 2
E. Waktu................................................................................................ 2
BAB
II LANDASAN TEORI
A.
Pengertian...........................................................................................
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran ..................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA .........................................................................
iii
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia
adalah makhluk Allah Swt. Yang diciptakan dalam bentuk
yang paling baik
dan sempurna. Manusia merupakan makhluk Allah Swt.
Yang paling mulia.
Kemuliaan manusia disebabkan karena manusia diciptakan
dengan wujud yang
lengkap yakni jasmani dan ruhani, di samping itu
juga diberi sesuatu
yang paling membedakan terhadap makhluk lain.
Di􀆟njau
dari segi prosesnya, penciptaan manusia merupakan serangkaian
proses yang sangat
unik dan menakjubkan. Hal itu menunjukkan
bahwa Allah Swt. Adalah
zat yang Maha Besar dan Maha Kuasa. Allah Swt.
Adalah zat yang
Maha Pencipta. Dan tidak ada yang dapat menandingi ciptaan-
Nya.
Sebagai makhluk
paling mulia dan paling sempurna, manusia berbeda
dengan makhluk
Allah Swt. Yang lain. Manusia mengemban misi atau tugas
yang sudah
dikehendaki oleh Allah Swt., sang Pencipta. Salah satu misi
utamanya adalah
dipilihnya manusia untuk menjadi khalifatullah al-ardi.
Untuk memahaminya
lebih mendalam, marilah kita cermati beberapa ayat
Al-Qur’an yang
menjelaskan proses penciptaan manusia, proses manusia
setelah dilahirkan, tugas dan tujuan manusia diciptakan.
B.
Rumusan
Masalah
Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan rocedu,
konseptual, rocedural
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan
pengetahuan rocedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah
abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
C.
Tujuan
Untuk
beribadah (menyembah) kepada Allah SWT,
Sang
Maha Pencipta
sebagaimana
difirmankan Allah dalam Al- Qur’an
Surat
Adz-Dzaariyaat ayat 56
1
D.
Manfaat
Menjadi bertanggung jawab pada diri
sendiri
Menjadi bertanggung jawab pada
masyarakat
Menjadi bertanggung jawab pada
Alloh
E.
Waktu
Makalah ini
diselesaikan pada 5 November 2016
2
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian
Kebenaran (Hakikat) dari kehambaan Allah
adalah ketaatan, kepatuhan, dan ketundukan. Hamba Allah adalah manusia yang
taat, tunduk, dan patuh kepada Allah. Jadi, sebagai hamba Allah manusia harus
beribadah kepada Allah menjauhi yang dilarang dan menjalankan apa yang
diperintahkan (Taqwa). Pengabdian manusia harus dilakukan dengan sukarela,
tanpa paksaan dan Allahpun tidak akan rela apabila mahkluknya tidak mau
menyembah kepada-Nya.
B.
Dasar Hukum
Surat
Al Baqarah : 30
Artinya:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”.” (QS Al Baqarah : 30)
a.
Kandungan ayat
Allah
SWT menciptakan manusia di muka bumi agar manusia dapat menjadi kalifah di muka
bumi tersebut. Yang dimaksud dengan khalifah ialah bahwa manusia diciptakan
untuk menjadi penguasa yang mengatur apa-apa yang ada di bumi, seperti
tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya, sungainya, gunungnya, lautnya,
perikanannya dan seyogyanya manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang
ada di bumi untuk kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu menjalankan itu
semuanya maka sunatullah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi
benar-benar dijalankan dengan baik oleh manusia tersebut, terutama manusia yang
beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SWT.
Kesimpulan
kandungan Surat Al Baqarah : 30, diantaranya:
Allah
memberitahu kepada malaikat bahwa Allah akan menciptakan khalifah (wakil Allah)
di bumi
Allah
memilih manusia menjadi khalifah di muka bumi
malaikat
menyangsikan kemampuan manusia dalam mengemban tugas sebagai manusia. Menurut
pandangan malaikat, manusia suka membuat kerusakan dan menumpahkan darah
Malaikat
beranggapan bahwa yang pantas menjadi khalifah di bumi adalah dirinya. Malaikat
merasa selalu bertasbih, bertauhid dan menyucikan Allah
Allah
lebih mengetahui apa yang tidak diketahui oleh malaikat
2.
Surat Al Mukminun : 12-14
Artinya:
“12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. 13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). 14. Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS Al Mukminun :
12-14)
a.
Kandungan ayat
Dalam
surat Al Mukminun ayat 12-14 Allah SWT menerangkan tentang proses penciptaan
manusia. Sebelum para ahli dalam bidang kedokteran modern mengetahui proses
asal usul kejadian penciptaan manusia dalam rahim ibunya, Allah SWT sudah
terlebih dahulu mejelaskan perihal kejadian tersebut dalam Al Qur’an seperti
dalam surat Al Mukminun ayat 12-14, dan diperkuat oleh ayat lainnya diantaranya
Surat Al Hasyr ayat 24 yang berbunyi:
Artinya
: Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai
asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS Al Hasyr : 24)
Pada
surat Al Mukminun ayat 12 -14 Allah SWT menjelaskan bahwa proses penciptaan
manusia dalam rahim ibunya terbagi menjadi 3 fase yaitu:
Fase
air mani
Fase
segumpal darah
Fase
segumpal daging
Yang
masing-masing fasenya memakan waktu 40 hari, hal ini dijelaskan dalam sebuah
hadits yang di riwayatkan oleh bukhari:
Artinya
:
Dari
Abdullah bin Mas’ud ra.,ia berkata : Rasululla saw bercerita kepada kami,
beliaulah yang benar dan dibenarkan : “Sesungguhnva penciptaan perseoranganmu
terkumpul dalam perut ibunva empat puluh hari dan empat puluh malam atau empat
puluh malam, kemudian menjadi segumpal darah, semisal itu (40 hari = pen)
kemudian menjadi segumpal daging, semisal itu (40 hari = pen), kemudian Allah
mengutus Malaikat, kemudian dipermaklumkan dengan empat kata, kemudian malaikat
mencari rizkinya, ajalnya (batas hidupnya), amalnya serta celaka dan bahagianya
kemudian Malaikat meniupkan ruh padanya. Sesungguhnya salah seorang di antaramu
niscaya beramal dengan amal ahli (penghuni) sorga, sehingga jarak antara sorga
dengan dia hanya satu hasta, namun catatan mendahuluinya, maka ia beramal
dengan penghuni neraka, maka ia masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang
diantaramu, beramal dengan amal ahli neraka, sehingga jarak antara neraka
dengan dia hanya satu hasta, namun catatan mendahuinya, maka ia beramal dengan
amal penghuni sorga, maka ia masuk sorga. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Sedangkan
dalam surat Al Hasyr Allah menjelaskan bahwa janin sebelum menjadi manusia
sempurna juga mengalami tiga fase, yaitu:
Taswir,
yaitu digambarkan dengan bentuk garis-garis, waktunya setelah 42 hari
Al
Khalq, yaitu dibuat bagian-bagian tubuhnya
Al
Baru’, yaitu penyempurnaan terhadap bentuk janin
Kesimpulan
kandungan surat Al Mukminun ayat 12-14 ini antara lain:
Menjelaskan
tentang proses kejadian manusia
Allah
memberi kesempatan hidup di dunia kepada manusia
Usia
manusia ditentukan oleh Allah SWT
Manusia
diperintahkan untuk memikirkan proses kejadiannya agar tidak sombong kepada
Allah dan sesama manusia
3.
Surat Adz Dzariyat ayat 56
Artinya:
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah kepadaku.”
(QS Adz Zariyat : 56)
a.
Kandungan ayat
Surat
Adz dzariyat ayat 56 mengandung makna bahwa semua makhluk Allah, termasuk jin
dan manusia diciptakan oleh Allah SWT agar mereka mau mengabdikan diri, taat,
tunduk, serta menyembah hanya kepada Allah SWT. Jadi selain fungsi manusia
sebagai khalifah di muka bumi (fungsi horizontal), manusia juga mempunya fungsi
sebagai hamba yaitu menyembah penciptanya (fungsi vertikal), dalam hal ini
adalah menyembah Allah karena sesungguhnya Allah lah yang menciptakan semua
alam semesta ini.
Seperti
diutarakan pada surat Al Mukminun ayat 12-14 bahwa Allah SWT yang menciptakan
manusia dari saripati tanah yang terkandung dalam tetesan air yang hina, yaitu
air mani, oleh karenanya merupakan suatu keharusan bagi manusia untuk menyembah
penciptanya, yang telah menjadikan manusia sebagai makhluk mulia diantara
makhluk lainnya.
4.
Surat Al Hajj ayat 5
Artinya:
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu
dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. “ (QS Al Hajj : 5)
B.
PROSES KEJADIAN MANUSIA
Manusia
dalam pandangan Islam tediri atas dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Jasmani
manusia bersifat materi yang berasal dari unsur-unsur sari pati tanah.
Sedangkan roh manusia merupakan substansi immateri, yang keberadaannya dia alam
baqa nanti merupakan rahasia Allah SWT. Proses kejadian manusia telah
dijelaskan dalam Al Qur’anul Karim dan Hadits Rasulullah SAW.
Tentang
proses kejadian manusia, Allah SWT telah berfirman dalam Al Qur’an surat Al
Mukminun ayat 12 – 14
Artinya:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal)
dari tanah. Kemudian kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudain airmani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan
daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci
Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS Al Mukminun : 12-14).
Tentang
proses kejadian manusia ini juga dapat dilihat dalam pada QS As Sajadah ayat 7
– 9 yang berbunyi: Artinya : 7. yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan
sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. 8. kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. 9. kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan
bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur. (QS As Sajadah : 7 – 9)
Dalam
hadits Rasulullah SAW tentang kejadian manusia, beliau bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya 40 hari
sebagai nutfah, kemudain sebagai alaqah seperti itu pula (40 hari), lalu
sebagai mudgah seperti itu, kemudian diutus malaikat kepadanya, lalu malaikat
itu meniupkan ruh kedalam tubuhnya.” (Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari r.a
dan muslim)
Ketika
masih berbentuk janin sampai umur empat bulan, embrio manusia belum mempunyai
ruh, karena baru ditiupkan ke janin itu setelah berumur 4 bulan (4X30 hari).
Oleh karena itu, yang menghidupkan tubuh manusia itu bukan roh, tetapi
kehidupan itu sendiri sudah ada semenjak manusia dalam bentuk nutfah. Roh yang
bersifat immateri mempunyai dua daya, yaitu daya pikir yang disebut dengan akal
yang berpusat diotak, serta daya rasa yang disebut kalbu yang berpusat di dada.
Keduanya merupakan substansi dai roh manusia.
C.
PERANAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH
Ketika
memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan
penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama,
memakmurkan bumi (al ‘imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya
perusakan yang datang dari pihak manapun (ar ri’ayah).
1.
Memakmurkan Bumi
Manusia
mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah SWT. Manusia harus
mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka
sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat dinikmati secara adil dan merata,
dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah. Sehingga generasi selanjutnya
dapat melanjutkan eksplorasi itu.
2.
Memelihara Bumi
Melihara
bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya
sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu
merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya
manusia yang rusak akan sangata potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal
semacam itu perlu dihindari.
Allah
menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai tujuan
yang jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau penguasa (pengatur) bumi.
Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi
sesuai dengan petunjukNya. Petunjuk yang dimaksud adalah agama (Islam).
Mengapa
Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk memelihara bumi dari
kerusakan?, karena sesungguhnya manusia lebih banyak yang membangkang dibanding
yang benar-benar berbuat shaleh sehingga manusia akan cenderung untuk berbuat
kerusakan, hal ini sudah terjadi pada masa nabi – nabi sebelum nabi Muhammad
SAW dimana umat para nabi tersebut lebih senang berbuat kerusakan dari pada
berbuat kebaikan, misalnya saja kaum bani Israil, seperti yang Allah sebutkan
dalam firmannya dalam surat Al Isra ayat 4 yang berbunyi : Teks lihat “google
Al-Qur’an onlines”
Artinya
: dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Sesungguhnya
kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan
menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar“. (QS Al Isra : 4)
Sebagai
seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankan fungsi
sebagai khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap Alam
yang diciptakan oleh Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan. Seperti firmannya dalam surat Al Qashash
ayat 77 yang berbunyi: Teks lihat “google Al-Qur’an onlines”
Artinya:
dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS AL
Qashash : 7)
D.
TUGAS MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
Manusia
diciptakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya. Kata menyembah sebagai
terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun. Beribadah berarti menyadari dan
mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti
kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa.
1.
Ibadah muhdah (murni), yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata
caranya, dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Qur’an maupun
hadits yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat,
puasa, zakat, haji dan sebagainya.
2.
Ibadah ‘ammah (umum), yaitu pengabdian yang dilakuakn oleh manusia yang
diwujudkan dalam bentuk aktivitas dan kegiatan hidup yang dilaksanakan dalam
konteks mencari keridhaan Allah SWT
Jadi,
setiap insan tujuan hidupnya adalah untuk mencari keridhaan Allah SWT, karena
jiwa yang memperoleh keridhaan Allah adalah k=jiwa yang berbahagia, mendapat
ketenangan, terjauhkan dari kegelisahan dan kesengsaraan bathin. Sedankan
diakhirat kelak, kita akan memperoleh imbalan surga dan dimasukkan dalam
kelompok hamba-hamba Allah SWT yang istimewa. Sebagaimana firman Allah SWT yang
artinya: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas
lagi diridhainya. Maka masuklah dalam jamaah hamba-hambaku. Dan masuklah ke
dalam surgaku.” (QS Al Fajr : 27-30)
Selama
hidup di dunia manusia wajib beribadah, menghambakan diri kepada Allah. Seluruh
aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk beribadah kepadanya. Islam telah
memberi petunjuk kepada manusia tentang tata cara beribadah kepada Allah.
Apa-apa yang dilakukan manusia sejak bangun tidur samapai akan tidur harus
disesuaikan dengan ajaran Islam.
Jin
dan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT mempunayi tugas pokok di muka
bumi, yaitu untuk mengabdi kepada Allah SWT. Pengabdian yang dikehendaki oleh
Allah SWT adlah bertauhid kepadanya, yakni bersaksi bahwa tiada tuhan selain
Allah. Jin dan manusia wajib mengesakan Allah dalam segala situasi dan kondisi,
baik dalam keadaan suka maupun duka.
Petunjuk
Allah hanya akan diberikan kepada manusia yang taat dan patuh kepada Allah dan
rasulnya, serta berjihad dijalannya. Taat kepada Allah dibuktikan dengan
menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Taat kepada rasul
berarti bersedia menjalankan sunah-sunahnya. Kesiapan itu lalu ditambah dengan
keseriusan berjihad, berjuang di jalan Allah dengan mengorbankan harta, tenaga,
waktu, bahkan jiwa.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Manusia
yang diciptakan Allah di muka bumi ini sebagai khalifah yang harus bisa
bertanggung jawab terhadap tugasnya, karena manusia sejak lahir sudah mempunyai
potensi-potensi (fitrah), maka dari itu, manusia harus dapat mengaktualisasikan
segala potensi yang dimilikinya dengan baik agar dapat di pertanggungjawabkan,
karena manusia sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah di bumi. hendaknya
manusia berperilaku yang mencerminkan :
Untuk Kesadaran akan tugas hidupnya sebagai pengatur bumi.
Untuk Perbuatan yang baik kepada sesama manusia maupun terhadap makhluk yang lain.
Untuk Usaha semaksimal mungkin untuk menghindari perbuatan yang dapat menimbulkan kerusakan bagi siapapun.
Untuk Usaha utuk mewujudkan islah atau perdamaian di bumi dan menghindari pertikaian yang akan membawa kerusakan.
Untuk Kesadaran akan tugas hidupnya sebagai pengatur bumi.
Untuk Perbuatan yang baik kepada sesama manusia maupun terhadap makhluk yang lain.
Untuk Usaha semaksimal mungkin untuk menghindari perbuatan yang dapat menimbulkan kerusakan bagi siapapun.
Untuk Usaha utuk mewujudkan islah atau perdamaian di bumi dan menghindari pertikaian yang akan membawa kerusakan.
b. Saran
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku Al Qur’an Hadist kelas X
Komentar
Posting Komentar